Friday 10 August 2012

PETARUNG

Herra Puk tak dapat memaki atau mengumpat.

Tak ingin ia mengotori mulut nya dengan kata-kata tak bermakna.
Diam membungkam dan tersenyum.
Kebekuan hati Herra Puk menampilkan senyum.
Membenci ternyata lebih mudah dari pada mencintai.
Perasaan sakit hati, di abaikan dan di campakan dapat menumbuhkan kebencian seketika.
"MELUPAKAN" dan melupakan semua yang terjadi.
Bukankah itu keinginan Julio.
Sadarlah Herra Puk.
Seperti pendapatmu sebelumnya dan nyatalah.
Memang Julio dengan amat sangat tidak mencintai Herra Puk.
Dan itulah yang harus dipercaya.
Nyata sekali untuk orang yang di cintai nya saja dia sanggup berhianat apalagi Herra Puk yang hadir terlambat.
Tidak mungkin dan benar-benar tidak mungkin Julio memiliki rasa cinta sejati atau rasa cinta saja pun tidak mungkin dimiliki Julio.
Mudah bagi diri Julio untuk melupakan Herra Puk dan ingin dilupakan.
Herra Puk hanya tersenyum.
Pedang yang terhunus pantang untuk di sarungkan.
Herra Puk siap untuk bertarung.
Herra Puk telah melakukan kesalahan besar, menumpahkan airmata untuk sesuati yang sama sekali tak berarti.
Penyesalan tak berguna, sekarang Herra Puk menghunus pedang.
Bertarung menghadapi kehidupan yang sedang tidak berpihak kepada nya seorang diri.
Perasaan nyaman dan aman di rasakan Herra Puk dengan menghunus pedang.
Tak ingin ia merasa tak berdaya dan menangis lagi,
Ketidak berdayaan nya telah membuat Herra Puk terpedaya.
Kekuatan harus di dapatkan Herra Puk seorang diri.
Tak perlu ada kata cinta lagi di dalam diri  Herra Puk.
Seorang petarung  sejati yang tidak akan memikirkan asmara yang hanya membuatnya menangis.
Di abaikan, di campakkan dan di lupakan begitu saja cukuplah sudah.
Tak ingin Herra Puk menikmati asmara yang membuatnya terbuai tak berdaya.
Menangis bagai anak kecil yang meminta perlindungan.
Keadaan yang sangat di sesali Herra Puk.
Pedang terhunus dan pantang di sarungkan.
Herra Puk melesat bagai anak panah yang tak terkendali.
Melupakan semua kata-kata bijak Julio yang tak berarti lagi bagi diri Herra Puk.
Biarlah Julio menyimpan kata-kata bijak untuk dirinya sendiri.
Herra Puk tak ingin menoleh ke belakang.
Dan siapa Julio?, tak perlu ada satu kata pun yang harus dipertimbangkan Herra Puk.
Tak pernah mengenal  dan melupakan  segalanya, lima bulan waktu yang hilang dalam  lembaran diri Herra Puk.
Sekarang dengan pedang terhunus Herra Puk siap menghadapi kejam nya hidup ini seorang diri.
Herra Puk yakin akan keberhasilan yang akan di raih nya.
Dengan di bantu beberapa orang sahabat sejati yang setia, Herra Puk memimpin team nya untuk selalu siap bertarung.
Tak ada kata lelah atau putus asa.  Saling menghibur sesama anggota team untuk tetap kuat menghadapi kejam nya kehidupan ini.
Herra Puk merasa nyaman dengan keadaannya.
Bebas lepas melesat bagai anak panah dengan tujuan pasti.
Tak ada yang perlu Herra Puk khawatirkan.
Kenyataan yang di hadapi, membuat Herra Puk sadar  bahwa menjadi seorang wanita petarung lebih baik daripada menjadi laki-laki pengecut.
Melempar batu sembunyi tangan.
Tak memiliki kekuatan apapun. Hidup dalam kepalsuan.
Herra Puk sadar. Menjadi perempuan tak harus menangis.
Dengan pedang terhunus Herra Puk dapat menjadi seorang petarung sejati.
Seorang petarung sejati yang harus dapat dengan mudah memenangkan pertarungan dan melumpuhkan lawan.
Seperti yang di baca nya dari buku Sun Tsu.
Menghindari suatu pertempuran KECUALI bila semua hal sudah di pertimbangkan sebaik-baiknya.
Jika kamu mengenal musuhmu dan dirimu sendiri, kamu tidak perlu takut akan hasil dari 100 pertempuran.
Pejuang yang cerdik tidak hanya menang, tetapi mahir memenangkan pertempuran dengan mudah.
Pejuang yang pandai akan memaksa musuh mengikuti keinginan nya, dan tidak akan membiarkan musuh memaksakan keinginan kepadanya.
Kekacauan yang pura-pura menuntut keberanian dan pura-pura lemah menuntut kekuatan
Posisi bertahan  menunjukan tidak memiliki kekuatan yang cukup, dan menyrbu berarti memiliki kekuatan lebih.
Harus dapat mempertahankan diri dan dapat merebut  kemanangan yang sempurna.

Beberapa kalimat dalam buku Sun Tzu yang di sukai Herra Puk.
Kehidupan ini sangat kejam.
Tak ada salah nya Herra Puk masuk dengan taktik dan strategy Sun Tzu.
Lemah adalah kalah dan Herra Puk tak akan pernah lagi menunjukan kelemahan yang menjadikannya kalah.
Pedang telah terhunus. PANTANG di sarungkan.
Herra Puk   siap bertarung.
Melesat tak terkendali.
Melupakan lembaran hidup nya bersama Julio dan melupakan semua kata bijak nya.
Biarlah Julio yang menyimpan kata bijaknya untuk diri nya sendiri dan bukan untuk Herra Puk.
Herra Puk tersenyum. Kebekuan hati nya menjadikan senyum menantang yang siap bertarung.
Sebagai petarung sejati yang tidak akan pernah menangis tak berdaya.
Senyum manis dengan pedang terhunus yang siap menerjang lawan untuk memenangkan pertarungan.
Herra Puk melakukan beberapa pertarungan.
Pertarungan yang biasa dilakukan oleh laki-laki sejati.
Herra Puk yakin bisa melakukannya.
Herra Puk bahkan dapat melakukan lebih  dari yang di lakukan laki-laki sejati, karena Herra Puk sanggup menjadi wanita sekaligus.











No comments:

Post a Comment