Tuesday 4 September 2012

Pulang.....

Sinar mentari pagi menyelinap di lorong rumah sakit, menghangatkan badan yang terasa dingin setelah hampir dua bulan tidur di ruang tunggu ICU, rumah sakit.
Duduk sendiri menyepi di taman rumah sakit sambil tak henti-hentinya mendaratkan doa rosario.
Hati Hera terasa nyeri melihat Ferdy merejang dan mengejang karena alat ventilasi yang dipasangkan pada paru-parunya.
Lembaran kertas dan ballpoint bertuliskan, ... "PAPI SAYANG ANAK-ANAK DAN MAMI".
Itulah kata terakhir Ferdy untukku.

Pikiran Hera menerawang kosong. Kalau saja seandainya Hera tidak menandatangani persetujuan untuk pemasangan "ventilator' pada tubuh Ferdy, mungkin Ferdy akan tetap bisa bicara.
Tapi kalau tidak di tandatangani dan Ferdy meninggal.....?, salah juga.
Perasan berkecambuk di pikiran dan hati Hera. Serba salah.
Hera masuk menyelinap ke dalam ruang ICU.
Monitor yang terpampang di atas tempat tidur rumah sakit menunjukan angka 100 untuk detak jantung nya dan.... 10 nyaris nol untuk nafas
Hera berharap mujizat akan terjadi.
Hera tak ingin mempercayai apa yang di lihatnya di layar monitor.
Hera berharap Ferdy tetap hidup untuk menemaninya sampai tua nanti.

Dokter memanggil Hera dan memintanya untuk menunggu di luar, karena para dokter butuh waktu untuk mengambil keputusan.

Jam 10 tepat speaker rumah sakit memanggil nama "HERA: untuk segera masuk ke dalam ruang ICU... sekumpulan dokter yang mengelilingi tempat tidur Ferdy di rawat memandang Hera dengan wajah yang sangat tenang dan mengatakan: "Ibu,.. kami para dokter memutuskan bahwa....Bapak meninggal pada jam 10 pagi ini".
Hera terhenyak tak ada sepatah katapun terucap dari mulutnya. Hera berlari ke balik ruangan dan menjatuhkan diri nya terduduk.
Dokter anastesi menhampri Hera dan mengenggam tangan Hera, Ibu saya yakin Ibu tabah menghadapi ini semua.
Hanya sinar mata Hera yang nanar, tak terucap kata-kata.
Hera tak boleh hanyut dalam keadaan nyata, bahwa Ferdy telah meninggal. Pergi untuk selama-lamanya.

Benar juga seperti buah simalakama, ditandatangani .....? tidak ditandatangani......?
Tuhan.... kuserahkan kepadaMU, segala yang terbaik menurut kehendakMU.
Terimalah Ferdy di sisiMU dalam istirahat kekal yang terang oleh sinar abadi wajahMU

Ferdy...... jawablah permohonanku dan kabulkan lah.
Jemputlah aku segera, karena tak ada satupun laki2 yang mencintaiku.
Mereka hanya memperalat dan mempermainkanku.

Ferdy...... jangan biarkan aku sendiri terlalu lama.
Aku tahu engkau tetap menyayangiku.
Jemputlah aku segera!.