Friday 10 August 2012

KEMARIN


Herra Puk  tersenyum membaca pesan singkat Julio.

"Lupa", kata yang sederhana dan paling mudah untuk menjawab sesuatu saat pikiran tidak ingin bekerja.
Lupa adalah kemarin, sesuatu yang telajh terjadi.
Perasaan hati sebagai bagian yang tidak nyata dalam kehidupan manusia tapi sangat berpengaruh pada kehidupan nyata.
"Melupakan", adalah eksekusi kesengajaan "lupa" yang sebenar nya tidak "lupa".
Tepat nya adalah 'menghapus" ingatan dan perasaan.
Itukah yang di inginkan Julio?.
Herra Puk terhenyak memikirkan keinginan Julio.
Bila benar demikian yang timbul adalah rasa sakit hati.
Padahal Herra Puk sedang memanage perasaan untuk tetap menghargai setiap kata yang di ucapkan Julio dan ingin menyimpan di dalam relung hati yang paling dalam.
Perasaan Herra Puk tawar dan membeku.
Rasa sakit hati  dan benci yang di jaga nya ternyata itu semua yang di inginkan Julio.
Segala yang Julio minta dan inginkan selalu diberikan oleh Herra Puk.
Termasuk keinginan yang di kirim Julio lewat pesan singkat nya.
Pedang telah terhunus, Herra Puk selalu siap untuk bertarung.
Keadaan terpuruk Herra Puk adalah kelemahan yang siap di injak oleh siapapun termasuk Julio.
Kelemahan yang amat sangat adalah kekuatan yang tak dapat diperhitungkan.
Pedang telah terhunus.
Memang Herra Puk bukan siapa-siapa bahkan bukan apa-apa yang harus siap untuk segera dilupakan bagai embun dipagi hari yang hilang lenyap oleh sinar matahari pagi yang lembut.
Herra Puk langsung menghapus semua nomor kontak Julio.
Bukan kah ia ingin di lupakan dan meminta Herra Puk 'melupakan'.
Mudah sangat mudah sekali.
Herra Puk menumbuhkan rasa benci yang amat sangat terhadap Julio, perasaan  yang sebenarnya  ingin di hindari oleh Herra Puk.
Tapi karena Julio yang meminta nya, Herra Puk akan memberikan nya dengan pedang terhunus.
Herra Puk merasakan bahwa menumbuhkan rasa benci lebih mudah dari pada menumbuhkan rasa cinta yang tumbuh perlahan-lahan dan butuh pengorbanan.
Tak perlu lagi penghargaan untuk Julio, bukan kah Herra Puk tidak mengenalnya..
Bukankah sudah terhapus dari hidup Herra Puk.
Siapakah Julio?.
Yang harus di jawab dengan tidak tahu dan tidak pernah mengenal Julio.
Pedang terhunus sudah di siap kan oleh Herra Puk dan siap bertarung.
Jangan sakiti hati Herra Puk, karena siap untuk membalas.
Tak akan ada lagi Julio dalam diri Anom Cakradi.
Herra Puk hanya memenuhi permintaan Julio.
Dan mengabulkannya.
Karena kemarin telah berlalu.
Herra Puk hidup pada hari ini.
Laki-laki.... Herra Puk tersenyum mengingat itu semua.




No comments:

Post a Comment