Tuesday 16 February 2021

sakit yaa....

Rasa lelah membuat Hera tertidur di lantai. Samar-sama terdengr ketukan di jendela  kaca kamar. Setengah mengantuk..... tapi masih dapat berpikir wajar,  bahwa tidak mungkin orang berdiri di depan jendela mengetuk jendela kamar. Karena di bawah jendela ada kolam ikan yang penuh terisi air.

Dalam hati Hera berseru:"Bila sesuatu yang baik, silahkan ketuk lagi, tapi bila jahat pergilah".

Kaca jendela kembali di ketuk, dengan ketakutan Hera bangun dan merapatkan tubuhnya ke dinding tembok. Sambil berteriak dalam hati memanggil leluhur suci. Badan Hera tersandar kaku di sudut tembok kamar, ketakutan......

Duduk sila dihadapan Hera seorang tua berpakaian putih berkilau, wajahnya tersenyum ramah. Tampak sangat berwibawa dan masih menyisakan ketampanan. Lidah Hera kelu, tak terucap sepatah katapun, tapi hatinya bercerita  panjang lebar dan tak ada yang di ingatnya.

Hera sempat melupakan kejadian itu, tapi yang terjadi adalah celaka dan kecelakakan ditambah rasa sakit yang tak tertahankan. Bapak Udin tetangga rumah telah menolongnya dan mengatakan kalau radang usus parah telah membuat usus menjadi rapat.  Putus asa menyelinapdi hati Hera, dengan berserah diri Hera  menginjakan kakinya ke bumi dan berserah. "GUSTI mangga nyanggakeun", membuat  Hera tertidur lelah.

Pagi hari diantar Bapak Nas, Hera di bawa ke rumah sakit untuk perawatan. Rasa sakit tak tertahankan membuat Hera pingsan. Di tolong penjaga pintu ruang gawat darurat rumah sakit, Hera di gotong masuk.

Hera kembali sadar saat di ruang ICU dan memandang sekeliling. Disamping  tempat tidur Hera tampak seorang kakek yang sudah hampir kehilangan nafasnya, hati Hera berkata, "Bahwa kakek itu akan segera di jemput".

Hera memandang sekeliling ruangan  yang penuh dengan pasien-pasien. "Pak Nas, saya sih asal bisa kentut juga sembuh!", seloroh Hera kepada Pak Nas. Pak Nas hanya tersenyum.

"Dokter, saudara saya ini asal bisa kentut juga sembuh", ucap Pak Nas kepada dokter yang memeriksa.

Dokter memeriksa tubuh Hera.

"Sakit", kata dokter sambil memeriksa bagian perut.

"Tidak".   "Sakit?", "Tidak".

"Dokter saya tidak mau di rawat inap, karena suami saya dua  bulan di rawat inap tetap meninggal, jadi saya pasti akan kabur kalau harus rawat inap", ucap Hera.

Dokter hanya tersenyum dan berkata,"Umur di tangan Tuhan".

"Ya sudah kalau tidak ada rasa sakit boleh pulang dan saya beri obat supaya bisa kentut, kalau ada rasa sakit lagi Ibu langsung ke bagian penyakit dalam ya", ucap dokter muda itu dengan sabar.

Hera langsung loncat dari ranjang rumah sakit dan bergegas keluar.

Penjaga pintu yang tadi membantu mengangat Hera tertegun.

"Ihhh... Ibu sudah sembuh", ucapnya kaget.

Hera hanya tersenyum melihat penjaga pintu yang tampak kaget.






No comments:

Post a Comment