Tuesday 23 February 2021

RATU ADIL DI MANAKAH

 Tatanan hidup umat manusia di bumi telah berubah. Harkat dan martabat yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dalam kultur  budaya asal berusaha untuk dihapus menuju tatanan hidup global yang mengiring umat manusia melupakan jatidiri.

Umat manusia di muka bumi ini digiring kepada tatanan hidup global oleh para bankster/elite global dan memuja berhala "uang/materi".
Topeng "ajaran" dengan janji "surga" dan ancaman "neraka" telah mencuci otak umat manusia untuk taat dan patuh bagai budak yang pada akhirnya dapat dijadikan senjata perang tanpa pamrih.
Manusia telah tertipu dengan "ajaran dogmatis" dan kehilangan akal sehatnya. Meninggalkan kultur budaya asal dan menjadi manusia "tanpa jatidiri".
Penyembahan berhala/uang telah membuat manusia lupa akan nilai-nilai kemanusiaannya yang hakiki. Bila manusia kehilangan "jatidiri", maka akan dengan mudah digiring bagai hewan.
Tatanan hidup umat manusia di muka bumi ini telah dirusak!. 
Sistem perbankan tempat "berhala uang" menempatkan diri dalam kekuasaannya telah  menjajah umat manusia menjadi budak.  Menjerat umat manusia masuk kedalam lingkaran setan "gaya hidup" yang diciptakan para bankster/eliteglobal melalui media pelacur. Hampir semua umat manusia di bumi memuja berhala "uang".  Merenung sejenak di suatu tempat di mana "uang tidak berlaku", rasa syukur hanya terucap kepada Sang Maha Pencipta. Hidup akrab dengan alam semesta dan dekat dengan Sang Pencipta karena jauh dari berhala.


Sajian film pendek di atas akan membantu mengkaji jatidiri Tinggal beberapa saat di belahan bumi terpencil. Hidup dalam kultur budaya asal yang akrab  dan bijaksana memilih teknologi  akan membuka wawasan makna hidup dan kehidupan manusia di muka bumi ini.

Kelompok manusia yang tetap memiliki kesadaran spiritual tinggi bertahan dalam arus globalisasi dengan tetap memelihara kultur budaya asal dan berteriak kepada Ibu Bumi/Ibu Pertiwi/Ibu Lemahcai yang pasti akan membela umat manusia yang tertindas. Dalam kesadarannya kelompok umat manusia ini berteriak memanggil Ibu Bumi untuk kembali ke bumi dan menuntut keadilan!.
RAtu Adil telah hadir di muka bumi yang penuh angkara murka untuk  mengadili umat manusia di muka bumi ini dan membasmi kekejaman angkara murka dari muka bumi, menyelamatkan umat manusia yang berhati putih dan bersih.
.
Dalam beberapa tulisan sastra kuno nusantaRA, kedatangan RAtu Adil dijelaskan dengan tanda-tanda alam semesta.
Bila manusia tetap sadar akan nilai-nilai kemanusiaan dan meningkatkan daya spiritual, maka manusia akan mampu membaca tanda-tanda alam suara Sang Maha Pencipta.

RAtu Adil memiliki konsep yang jelas, sosok perempuan yang menjadi ‘RAja’ atau pemimpin, atau negaRAwan. Menjadi ‘RAtu’, dengan dasar sikap adil palamarta (senjatanyatrisula wedha sangat tajam berupa niat suci, Trimulia “silih asih – silih asah – silih asuh).

Jiwanya telah digembleng oleh para leluhur besar bumi jagat nusantaRA, trah wisesa;
  • Seorang yang memakai Nama Tuwa
  • Pedang Keadilan senjata RAtu Adil.
  • Di bawah payung kuning(Kaisar/Pangeran Kuning); payung kuning adalah lambang kemuliaan dan keluhuran budi pekerti. Juga bermakna keberanian yang berpijak pada suatu kebenaran universal/alam semesta.
  • RAtu Adil gemar membantu orang-orang yang menderita, kesusahan dan kesulitan.
  • Kalipatullah panetep panatagamalahir di bumi nusantaRA untuk mengemban amanat Roh Jagad Agung (Hyang Jagadnata), sebagai pemimpin yang memberikan banyak pelajaran tentang makna hidup yang sejati.
  • RAtu Adil  adalah Ibu Bumi/Ibu Pertiwi/Ibu Lemah Cai. Mendamping RAtu Dunia dan RAja Dunia.


Sejak masih di dalam kandungan rahim Ibu Bumi, badan halus dan sukmanya,  digembleng oleh para leluhur RAtugung BinataRa, hyang-hyangnya sendiri.
Sukma calon RAtu Adil, atas kehendak Tuhan YME, sudah dipersiapkan dan direstui oleh para leluhur besar bumi nusantaRA, termasuk para RAja dan seluruh RAtu/RAja dari jagad gaib, di antaranya Kanjeng RAtu Kidul, BetaRA Kala, serta seluruh pembesar dari jagad maya di seluruh jagat bumi,  memberikan doa dan memberikan restu kepada Calon RAtu Adil untuk kelak menyelamatkan dan memimpin umat manusia menuju masa kejayaannya.

(tetapi banyak orang-orang membuangnya,  membuat hati kesal, mentulikan telinganya, dan menutup mata (tidak peduli).

(tetapi seberapapun adanya orang yang peduli, mau mendengar, dan mengikuti jejak langkah RAtu Adil, maka mereka pasti selamat hidupnya)

(….sebab sebelum RAtu Adil datang, di nusantaRA telah muncul “setan” berlagak “manusia berbulu lebat" mengaku pembela agama, menetap di “glasah wangi” menjadikan manusia berganti tatanan, menyebabkan datangnya kegelapan, karena orang-orang meninggalkan tradisinya....).

 (....Ratu Adil sudah melakukan penempaan diri dalam ‘pertapaan’nya). 

 (..hanya saja, carilah “senjata” (Ratu Adil) sampai ketemu (Silih Asih – Silih Asah – Silih Asuh), sebab kelak bakal ada berdiri RAtu yang sama cakapnya, sama pakaiannya dan juga sama wajahnya, nah di situlah orang-orang akan merasa malu sendiri, sebagian yang lain kebingungan (ket: karena orang yang sangka calon Satria Pininggit ternyata bukan).

(…tetapi lebih beruntung orang yang sudah mengerti siapa yang menjadi pemimpin dan panutannya, makanya kalian semua jangan sampai lupa akan ciri-khas atau tanda khusus siapa sang Ratu Adil panetep panata gama).

(jika kalian sudah bertemu (calon Satria Piningit), jangan sampai kalian terlena, ikutilah jejak langkahnya, pasti selamat, abadi selamanya…......)

(Ratu Adil masih disembunyikan oleh Tuhan dianggap remeh dan tidak disangka oleh banyak orang.................,
..............akhirnya Tuhan mencipta dan mengutus RAtu Adil sebagai pemimpin yang membawa amanat untuk membenahi kerusakan dahsyat jagat RAya akibat bencana kemanusian dan bencana alam.

Tetapi di manakah  Ratu Adil sekarang?, 
tidak banyak diketahui orang keberadaanya.  
Karena masih ‘menyamar’, dan “bersembunyi’ di dalam perlindungan Tuhan.

Hanya orang-orang yang beruntung, juga orang-orang linuwih  yang memiliki kawaskitan sangat tinggi yang dapat mengetahui keberadaannya pada saat ini.

Ratu Adil penegak kebenaran. RAtu dalam kemuliaan agung. datangnya tiba-tiba secepat kilat, diiringi berjuta-juta “malaikat” (berjuta leluhur jagat RAya bumi), berdiri dengan payung kuning (kebenaran sejati).
…umbul-umbul ditingkahi ‘bendera pare anom’ itulah pertanda pangeran pati, tunggangannya kuda nafas, cambuknya tunggak rotan, membawa panah berupa tekad suci yang sangat tajam ujungnya, sangat elok kharismanya, sangat berwibawa wajahnya, lengannya ramping tetapi amat kokoh, …
…ada perang yang lebih besar, saking besarnya, makhluk halus genderuwo, hantu, jin, berbagai macam iblis laknat, semua buyar lari tunggang langgang menyingkir........................... 
…tidak berapa lama segera datang Ratu Adil duduk menjadi pemimpin dan suri tauladan..................

…itu yang membuka mata hati manusia ....................

No comments:

Post a Comment