Tuesday 23 February 2021

HATURNUHUN BUYUT

 


Masa kanak-kanak di asuh oleh buyut yang berdarah Tatar SUNda, jalmi Pasundan.

Masih  lekat dalam ingatan saat Mas Tukang Rampe dengan sepeda ontel tua nya parkir di pinggir sungai, mengantar bahan untuk "nyuguh" atau sesajen.
tukang rampe

Sekarang sudah jarang tukang rampe, penjual rampe sekarang tersembunyi di sudut  pasar traditional.

Bahan rampe yang di bawa Mas Tukang Rampe(giginya dari emas);

Dibungkus daun pisang  berisi kembang tujuh rupa;
  • irisan pandan
  • bunga mawar merah
  • bunga mawar putih
  • bunga cempaka
  • bunga kenanga
  • bunga melati
  • bunga pacar
Bungkusan  daun pisang yang lebih kecil (kata Buyut ku untuk membuat "rujakeun") berisi;
  • sepotong kecil kelapa
  • sepotong pisang
  • Asam jawa
  • gula merah 

Bungkusan lain (untuk seupaheun) berisi;
  • daun sirih
  • kapur sirih
  • gambir
  • daun saga
  • buah kapulaga
  • bunga cengkih
  • tembakau mole
  • kayu manis
dilengkapi dengan;
  • cerutu
  • Hahampangan(kue-kue)
  • pisang kapas
  • kemenyan
Mas penjual rampe mengantarkannya setiap hari Senin sore dan Kamis sore.
Menyalakan arang "parupuyan", tugas yang menyenangkan.

parupuyan
parupuyan

















Buyut meracik sesajen,  dan di taruh di atas "pendaringan", di tata apik lengkap dengan segelas air, kopi pahit dan kopi manis.


pandaringan
Jaman dahulu di gunakan untuk menyimpan beras
Setelah membaca "jampe-jempe", buyut berkeliling rumah membawa parupuyan  sambil komat-kamit, saya mengekornya dari belakang.
Ah.... hanya tinggal kenangan.

upacara adat Ngertakeun Bumi Lamba
di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkuban Parahu

Membantu buyut menyiapkan "suguhan" adalah kegembiraan tersendiri, karena upahnya adalah pisang kapas yang daging nya berwarna putih  manis di pagi hari dan segelas air sesajen.
Buyut ku memberikan semua itu sambil komat-kamit, makanan dan minuman yang penuh dengan JAMPE atau DOA.

Mencari tahu arti "sesajen", merasa sangat bersyukur!.
Ungkapan "bersyukur" atau "doa" kepada SANG MAHA TUNGGAL, ALLAH sang PENCIPTA.

Ajaran salah yang saya dengar di bangku sekolah, bahwa "sesajen" itu tidak diperbolehkan oleh agama,
Padahal itu adalah ritual SUNda wiwitan, 
ajaran luhur karuhun Tatar SUNda.

SAMPURASUN....... Eyang nu aya di kaRAton nagara goib Tatar SUNda.

Haturnuhun sareng haturhormat nu saageng-agengna ka GUSTI ALLAH nu maha luhung.

Haturnuhun sareng haturhormat nu saageng-agengna ka sakabeh Eyang nu aya di kaRAton nagaRA goib Tatar SUNda. 

Benar-benar RETURN TO THE TRUTH.

Sekarang usia telah lanjut dan keputusan nya adalah lebih baik bebas dari agama "pemograman mental", yang menjauh kan saya dari karuhun.

Mencari  dan mendapatkan  kebenaran yang sebenarnya!.

No comments:

Post a Comment